Breaking News

TUTORIAL BLOG

Selasa, 13 Maret 2018

WIRDA IRNAENI BKI 2015: INDONESIAN YOUTH TEACHER EXCHANGE (IYTEP) 2018

Irnaeni, Mahasiswi fakultas Dakwah dan Komunikasi jurusan Bimbingan dan Konseling Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Semesrter 6. saya terpilih untuk mengikuti Program Indonesian Youth Teacher Exchange Program (IYTEP 2018) di Thailand Selatan, dari tanggal 13 januari – 2 Februari 2018. Saya terpilih kedalam 40 dari 600 peserta pendaftar dari seluruh wilayah indonesia.
Tentu bukan hal yang mudah untuk mengikuti program ini, dari mulai seleksi sampai pengumpulan berkas-berkas. Selain itu juga terkait dana yang lumayan besar bagi saya. Karena Program ini bersifat Partially Funded, tapi saya berusaha dan tidak menyerah untuk meyakinkan orang tua sampai akhirnya mereka menyetujui. Meskipun orang tua sudah menyetujui, masih ada keraguan dalam hati saya  untuk tetap mengikuti program ini, saya berfikir soal biaya kegiatan ini.  Tapi orang tua saya terus memberikan dukungan dan meyakinkan saya agar tetap berusaha dan berdoa untuk selalu meminta kepada Allah agar diberi kemudahan. Seperti yang dikatakan bapak saya, “ yang penting Niat dan Nekat” in syaa Allah dimudahkan.
Program ini dibentuk atas kolaborasi antara Persatuan Indonesia Thailand (PERSAIT) dan Komunitas Language Lovers Community (L2C). yang mana memiliki tujuan untuk membantu meningkatkan kualitas pemuda dalam menjalankan tugas sebagai guru, mengembangkan empati dan kemampuan sosial, membangun hubungan baik antara pemuda indonesia dengan masyarakat Thailand. Dan mempromosikan metode pendidikan Indonseia ke institusi Pendidikan di Thailand Selatan. Meskipun saya dari Jurusan Bimbingan dan konseling Islam, tapi saya berusaha menjadi orang yang bermanfaat bagi semua.  
Pembukaan acara dilaksanakan pada tanggal 16 januari 2018, bertempat di Yala Rajabhat University. Dari  40 peserta ini dibagi ke beberapa wilayah yang ada di Thailand Selatan, diantaranya Yala, Pattani dan Narathiwat. Saya sendiri bersama 2 orang Teman saya Nurshoufi Muthmainah (Universitas Negeri Padang) dan Fitra Oktavia (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta) kami ditempatkan di Sirithamwittaya School yang berada di Narathiwat. Setelah pembagian sekolah, kami dijemput dari pihak  sekolah Siritamwittaya School.  Sekolah ini cukup besar karna mempunyai murid sebanyak 1.500 murid dengan 100 ustad dan ustadzah. Akan tetapi kebanyakan murid disini adalah golongan kurang mampu dan untuk semuanya dibiayai oleh kerajaan, mulai dari SPP, kendaraan antar jemput, dan semua kegiatan sekolah  ujar ustadz Lumatha yang menjemput kami.
Kami tiba di Sirithamwittaya School pada hari Senin, 16 januari 2018 pukul 12.00 waktu Thailand , kami disambut baik oleh seluruh ustad dan ustadzah yang ada disana. Bahkan ada beberapa masyarakat juga yang ikut menyambut kami. Awalnya kami kaget dan juga terharu, melihat keramahan dan kebaikan mereka semua, kami juga bingung harus berbicara menggunakan bahasa apa, karena orang-orang yang pertama kita temui tidak ada yang bisa berbahasa indonesia ataupun melayu. karena tidak semua ustad dan ustadzah yang ada disana bisa berbahasa Melayu. Sampai akhirnya kami bertemu dengan  Bapak Mudir (Kepala Sekolah) nya, dan yang sangat membuat kami bahagia karena beliau menguasai beberapa bahasa diantaranya,Arab, Inggris dan  China. Dan kami juga diperkenakan ke beberapa ustad yang memang asli kelahiran Saudi Arabia, Mekkah dan Mesir.
Kami tinggal di asrama yang disedikan khusus untuk kami bertiga. dari pukul 08.00 sampai 16.00 saya mengajar anak-anak disekolah. saya sendiri mengajar Bahasa Arab, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.  Dalam sehari saya mengajar 5-6 kelas, untuk sekolahnya tingkat SMP dan SMA. Dalam mengajar terkadang saya didampingi oleh pengajar aslinya dan terkadang juga saya masuk kelas tanpa ada ustad atau ustadzahnya. Karena dua orang teman saya juga masuk kelas yang berbeda.  Terkadang bingung harus mengajar apa kalau didalam satu kelas itu mereka susah berbahasa melayu, karena kadang apa yang saya ajarkan mereka tidak paham. Berbeda dengan kelas yang mereka sudah menguasai bahasa melayu. Karena sistem disana adalah memisahkan siswa yang unggul. Selepas mengajar di sekolah kami diminta untuk mengajar mengaji khususnya  iqra’ untuk anak-anak dengan tingkatan PAUD, TK, dan SD. Mulai mengajar iqra’ dari pukul 17.00-18.00. ketika mengajar mengaji tidak ada yang sulit karena metodenya yang sama dengan di Indonesia. 
Anggapan orang-orang terhadap Negara Thailand  yang menganut Hindu dan Budha ternyata tidak menyeluruh. Di daerah Narathiwat merupakan daerah mayoritas muslim yang sangat kental ajarannya dan tidak bersalaman jika bukan mahromnya. bahkan untuk masalah pakaian mereka sangat diperhatikan. Bahkan untuk keseharian mereka mengenakan gamis dan jilbab yang besar. Dan saya sendiri pernah ditegur ketika menggunkan jilbab yang cukup pendek dan yang perlu diperhatikan yaitu, saat ini Thailand selatan sedang dalam keadaan memanas karna faktor keberagaman agama dan budaya. itu juga karena ada beberapa kelompok yang ingin memisahkan diri dari Thailand. Makanya kalau kita masuk daerah Thailand selatan, dipintu perbatasan ada askar atau tentara. tapi itu tidak membuat saya takut. justru saya semakin bersemangat mengajar dan mengabdi dengan sepenuh hati.
Selama kurang lebih dua minggu disana, tiap hari kami mendapat undangan jamuan makan malam dirumah ustadz atau ustadzah dan juga warga sekitar. mereka sudah saya anggap layaknya keluarga sendiri. Setiap hari libur yaitu jumat dan sabtu kami diajak jalan-jalan oleh ustad dan ustadzah juga beberapa murid.     Berat sekali ketika saya akan meninggalkan tempat itu. Bahkan bukan hanya dari pihak sekolah saja yang meminta kami untuk tinggal disana lebih lama, warga masyarakat kampung Bacho juga meminta kami untuk tinggal lebih lama. Tapi keadaan lah yang tidak memungkinkan kami untuk tinggal lebih lama disana. Yang terpenting bagi saya ”dimanapun kita berada kita bisa bermanfaat bagi orang lain, bisa menjadi manusia  yang selalu  bergerak dan menggerakkan, hidup menghidupi dan berjuang dan memperjuangkan. Karena keikhlasan  dalam berbuat menjadikan kita kuat, tegar dan berdisiplin.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Designed By