Kuliah Umum pada Semester Genap 2016/2017 kali ini menghadirkan Pak Cah sapaan akrab Cahyadi Takariawan, S.Si. Apt. Seorang sosok yang terkenal menekuni jalan sunyi (memberikan konseling keluarga kepada siapa saja yang membutuhkan tanpa dibayar terhadap konseling yang dilakukan) sebagai konselor keluarga di Jogja Family Center. Beliau juga telah menulis buku-buku konseling keluarga lebih dari 40 judul (bisa ditemui di toko buku di seluruh Indonesia), konsepnya adalah wonderful Family, bagaimana memanejemen ketidakcocokan dalam rumah tangga, disamping sebagai motivator dan nara sumber hingga ke manca negara Autralian dan Singapura untuk memberikan materi dan pelatihan terkait konseling keluarga.
Beliau menyampaikan keprihatinannya terhadap angka perceraian yang setiap tahun terjadi peningkatan kuantitas perceraian di Indonesia, pertahun, sekitar 300.000 lebih, sehingga kalau dibuat rata-rata ada 40 pasutri yang sedang melakukan sidang percceraian setiap jamnya di Indonesia. berangkat dari inilah, setelah beliau mengikuti pelatihan ketahanan nasional, akhirnya beliau bersama istri mulai belajar bagaimana konseling keluarga. karena menurutnya ketahanan nasional ini harus dimulai dari ketahanan keluarga. akhirnya beliau membuat lembaga Jogja Family Center dan mengembangkannya sampai sekarang, bahkan dipercaya Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta untuk membuat modul Konseling Keluarga.
Menurutnya Wonderful Family adalah wujud dari Ketahanan Keluarga. Untuk mencapai Ketahanan Keluarga tersebut, dimulai dari Penyiapan, yakni pembekalan bagi calon pasangan suami istri (Konseling Pranikah) dan ini menjadi sentral konseling, karena lebih baik mencegah daripada mengobati (bukan datang ke konselor setelah mau bercerai). kedua, adalah pembinaan, yakni setiap keluarga harus diberi bimbingan dan arahan serta supervisi yang tepat dan benar tentang bagaimana mengelola ketidakcocokan. Ketiga, Pemberdayaan Keluarga, ini bagaimana memberdayakan keluarga agar mandiri dan menjadi basis perubahan dan perbaikan di masyarakat. memiliki ketahanan terhadap stres, caranya harus membuat Pintu Darurat dari Masalah (ini disepakati suami istri ketika sedang masa tidak konflik atau sedang romantisme). Keempat,Pencegahan Problem, adalah upaya harmonisasi keluarga dengan menyiapkan pintu darurat keluarga (dimana ini bisa dibuat kesepakan bersama pada saat masa romantisme) sehingga bisa mampu keluar dari konflik level pertama. Kelima, Penyelesaian Problem, keluarga harus mampu menyelesaikan permasalahannya sendiri, melalui bantuan media konseling dimanapun berada. Terakhir, adalah pemulihan, di sini harus ada upaya peningkatan resiliensi keluarga,disamping kesadaran penerimaan dari kedua belah pihak.
Begitulah sekelumit materi yang disampaikan dengan sangat lugas dan panjang lebar oleh beliau. bahkan lima penanya dari lima orang mahasiswa mendapat buku gratis beliau dengan judul (Wonderful Mariage, Wonderful Couple, Woundeful Husband, Wonderful Wife dan Wonderful Family). tiga pertanyaan dari peserta angkatan 2016, khusunya terkait, bagaimana membuat pintu darurat keluarga (buat ketika pasangan tersebut dalam masa romantic atau di saat belum ada konflik), serta bagaimana melakukan konseling keluarga, sedangkan konselornya masih belum berkeluarga atau lebih muda usianya (jam terbang dan pendidikan akan membentuk kepercayaan diri dan keahlian). Dimana dan bagaimana harmonisasi keluarga itu bisa diciptakan. apa makna keluarga bagi Pak Cah (Family is not important thing but family is everything). Kemudian pertanyaan dari angkatan 2016 adalah bagaiman konseling keluarga bisa diterapkan di desa atau pelosok (ada program di BP 4 dan desa, hanya saja tidak maksimal). Bagaimana posisi anak jika orangtuanya berkonflik (anak bisa membawa atau mengkonsultasikan ke biro konseling atau Jogja Family Center).
Acara yang dihadiri oleh 200 lebih peserta dari angkatan 2015 dan 2016 Prodi BKI ini, berlangsung sejak jam 08.30 sampai 11.30. diawali oleh tayangan kegiatan HMPS dan 65 mahasiswa BKI kerjasama dengan beberapa perguruan tinggi di Malaysia, hingga Performance nyayian dan puisi oleh mas Benny dkk (angkatan 2016). Kemudian agenda acara dipimpin MC mbak Azima Prismavera dan diawali oleh pembacaan Kalam Illahi oleh , kemudian dilanjutkan lagu Indonesia Raya dan Hymne UIN Sunan Kalijaga konduktornya si Tia Ningrung. kemudian sambutan pertama oleh Kaprodi BKI A. Said Hasan Basri, dilanjutkan sambutan dan pembukaan oleh Dekan Fakultas Dakwah Komunikasi Dr. Nurjannah, M.Si. akhirnya acara inti dimoderatori oleh Bapak Slamet, M.Si.
Read more ...
Beliau menyampaikan keprihatinannya terhadap angka perceraian yang setiap tahun terjadi peningkatan kuantitas perceraian di Indonesia, pertahun, sekitar 300.000 lebih, sehingga kalau dibuat rata-rata ada 40 pasutri yang sedang melakukan sidang percceraian setiap jamnya di Indonesia. berangkat dari inilah, setelah beliau mengikuti pelatihan ketahanan nasional, akhirnya beliau bersama istri mulai belajar bagaimana konseling keluarga. karena menurutnya ketahanan nasional ini harus dimulai dari ketahanan keluarga. akhirnya beliau membuat lembaga Jogja Family Center dan mengembangkannya sampai sekarang, bahkan dipercaya Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta untuk membuat modul Konseling Keluarga.
Menurutnya Wonderful Family adalah wujud dari Ketahanan Keluarga. Untuk mencapai Ketahanan Keluarga tersebut, dimulai dari Penyiapan, yakni pembekalan bagi calon pasangan suami istri (Konseling Pranikah) dan ini menjadi sentral konseling, karena lebih baik mencegah daripada mengobati (bukan datang ke konselor setelah mau bercerai). kedua, adalah pembinaan, yakni setiap keluarga harus diberi bimbingan dan arahan serta supervisi yang tepat dan benar tentang bagaimana mengelola ketidakcocokan. Ketiga, Pemberdayaan Keluarga, ini bagaimana memberdayakan keluarga agar mandiri dan menjadi basis perubahan dan perbaikan di masyarakat. memiliki ketahanan terhadap stres, caranya harus membuat Pintu Darurat dari Masalah (ini disepakati suami istri ketika sedang masa tidak konflik atau sedang romantisme). Keempat,Pencegahan Problem, adalah upaya harmonisasi keluarga dengan menyiapkan pintu darurat keluarga (dimana ini bisa dibuat kesepakan bersama pada saat masa romantisme) sehingga bisa mampu keluar dari konflik level pertama. Kelima, Penyelesaian Problem, keluarga harus mampu menyelesaikan permasalahannya sendiri, melalui bantuan media konseling dimanapun berada. Terakhir, adalah pemulihan, di sini harus ada upaya peningkatan resiliensi keluarga,disamping kesadaran penerimaan dari kedua belah pihak.
Begitulah sekelumit materi yang disampaikan dengan sangat lugas dan panjang lebar oleh beliau. bahkan lima penanya dari lima orang mahasiswa mendapat buku gratis beliau dengan judul (Wonderful Mariage, Wonderful Couple, Woundeful Husband, Wonderful Wife dan Wonderful Family). tiga pertanyaan dari peserta angkatan 2016, khusunya terkait, bagaimana membuat pintu darurat keluarga (buat ketika pasangan tersebut dalam masa romantic atau di saat belum ada konflik), serta bagaimana melakukan konseling keluarga, sedangkan konselornya masih belum berkeluarga atau lebih muda usianya (jam terbang dan pendidikan akan membentuk kepercayaan diri dan keahlian). Dimana dan bagaimana harmonisasi keluarga itu bisa diciptakan. apa makna keluarga bagi Pak Cah (Family is not important thing but family is everything). Kemudian pertanyaan dari angkatan 2016 adalah bagaiman konseling keluarga bisa diterapkan di desa atau pelosok (ada program di BP 4 dan desa, hanya saja tidak maksimal). Bagaimana posisi anak jika orangtuanya berkonflik (anak bisa membawa atau mengkonsultasikan ke biro konseling atau Jogja Family Center).
Acara yang dihadiri oleh 200 lebih peserta dari angkatan 2015 dan 2016 Prodi BKI ini, berlangsung sejak jam 08.30 sampai 11.30. diawali oleh tayangan kegiatan HMPS dan 65 mahasiswa BKI kerjasama dengan beberapa perguruan tinggi di Malaysia, hingga Performance nyayian dan puisi oleh mas Benny dkk (angkatan 2016). Kemudian agenda acara dipimpin MC mbak Azima Prismavera dan diawali oleh pembacaan Kalam Illahi oleh , kemudian dilanjutkan lagu Indonesia Raya dan Hymne UIN Sunan Kalijaga konduktornya si Tia Ningrung. kemudian sambutan pertama oleh Kaprodi BKI A. Said Hasan Basri, dilanjutkan sambutan dan pembukaan oleh Dekan Fakultas Dakwah Komunikasi Dr. Nurjannah, M.Si. akhirnya acara inti dimoderatori oleh Bapak Slamet, M.Si.