Ketigapuluh
mahasiswa Program Counseling USIM ini dipimpin oleh lecturer Encik Mohd Zaliridzal
Bin Zakaria dosen yang memiliki spesifikasi dalam penelitian counseling
natural disaster. Seluruh mahasiswa adalah student semester tujuh dan
diantaranya ikut pula adalah ketua asosiasi mahasiswa program konseling, sama
dengan HMPS (Himpunan Mahasiswa Program Studi) kalau di UIN Sunan Kalijaga. Di
antara mereka memang sudah pernah bertemu sebelumnya di USIM, yaitu pada
kunjungan mahasiswa Prodi BKI pada awal tahun lalu ke Malaysia dan Thailand,
dan sempat mampir mengadakan conference of Islamic counseling dengan
mereka di sana. Para students inilah yang memediasi kita ketika di sana.
Jadi kedua belah pihak telah saling kenal, yang membuat suasana makin akrab.
Kedatangan mereka
pada jam 09.00 31 Oktober 2017 di gedung Rektorat lantai tiga disambut oleh
para panitia dari HMPS BKI dan gabungan dari volunteer Laboratorium BKI, Mitra
Ummah, dan perwakilan dari masing-masing angkatan di Prodi BKI. Kesemuanya ada
dua puluh panitia mahasiswa, yang telah bekerja keras mempersiapkan berbagai
keperluan untuk acara selama satu hari penuh. Pada kedatangan mereka disambut oleh performance dari panitia,
berupa tembang romantic dan dansa bersama untuk menghangatkan suasana. Pasca
performance dilanjutkan dengan ceremonial sambutan dan diskusi sharing kegiatan
mahasiswa di kedua university.
Master Ceremony dari Prodi BKI dengan tiga
bahasa, bahasa Indonesia, Arab dan Inggris, mampu membawa acara pada sakralitas
ceremonial yang akademis. Dibuka dengan basmalah dan lagu Indonesia Raya,
kemudian sambutan dari Dosen pembimbing dari USIM Encik Zahriza, yang
menyatakan kegembiraannya atas sambutan penuh kehangatan dari saudara-saudara
mahasiswa sesame muslim dengan university yang muslim pula. Beliau secara
ringkas memperkenalkan profil Program Konseling di USIM sebagai bentuk
konseling bagi masyarakat bukan konseling bagi pendidikan. Karena konseling
yang diterapkan di schools di Malaysia itu sudah ada programnya sendiri di
university yang bedza yakni di Al Idris. Nah konseling di USIM banyak bekerja
di pemerintahan dan jabatan-jabatan public lainnya Diraja Malaysia. Bukan di
schools. Tujuannya datang ke mari adalah menimba pengalaman sharing tentang
penanganan pasca bencana dalam pendekatan konseling yang telah dilakukan oleh
university. Begitulah sebagian cerita yang disampaikan Encik Zaliridzal.
Pada kesempatan
kedua Kaprodi BKI A. Said Hasan Basri, memberikan sambutan yang singkat bahwa
Prodi BKI sangat menyambut baik kehadiran kawan-kawan dari Malaysia, dan berharap
kerjasama ini berlanjut pada tridharma perguruan tinggi. Dengan adanya MoU bagi
kedua belah pihak. Sehingga akan menambah kekuatan dan keterikatan bersama
dalam pengembangan ilmu konseling Islam. Beliau menyampaikan bahwa banyak hal
yang dapat diambil manfaat dari kerjassma dengan USIM, khususnya dalam
pengembangan konseling Islam, karena USIM memiliki fasilitas belajar dan
praktek yang sangat ideal dengan standar internasional. Bahkan model kurikulum
dan pengajarannya berbasis mentoring yang sangat mengutamakan kualitas daripada
kuantitas jumlah students. Beliau juga menyampaikan bahwa aka nada tiga
mahasiswa BKI yang akan melaksanakan PPL di Selangor, yakni di pesanteen AL
Jembrani, oleh sebab itu, Kaprodi mina agar kawan-kawan Malaysia dapat membatu
ketiganya, selama berada di Negeri Sembilan. Karena di sanalah ada satu-satunya
jawatan konseling Islam yang didirikan oleh kerajaan Malaysia. Sehingga bisa
belajar banyak hal di sana.
Sambutan ketiga
sekaligus membuka acara adalah oleh Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi Ibu
Dr. Nurjannah, M.Si. beliau menekankan bahwa berlangsungnya kerjasama selama
ini, seharunya dimantapkan dengan adanya penandatanganan MoU bagi kedua belah
pihak. Sehingga bisa lebih leluasa dalam pengembangan keilmuan di kedua belah pihak.
Harapannya bisa ada pertukaran pelajar, research, dan pengabdian masyarakat
yang bisa digarap bersama. Semisal jika terjadi bencana alam, maka kiprah kedua
program konseling Islam ini bisa salaing batu dalam partisipasi penanganan Post
Traumatic Pasca Disaster. Begitulah sekelumit penuturan beliau.
Selanjutnya acara
adalah diskusi panel para ketua dan perwakilan mahasiswa. Dari pihak USIM ada
si Rasyid Azhari Bin Nasri, dan Syazwan sebagai ketua asosiasi mahasiswa
konseling Islam di USIM, dari Prodi BKI ada ketua HMPS Hairun Nisa BR Sagala,
dan perwakilan Mitra Ummah Meri Indriyani dan Endang Santika, para perwakilan
mahasiwa ini bergantian memaparkan kegiatan dan program kerja yang selama ini
telah dilakukan di kedua university. Mulai dari profil hingga kegiatan regular,
mulai dari pemaparan hingga pemutaran video dokumentasi masing-masing kegiatan
yang dilakukan. Diskusi panel ini berlangsung hingga jam 11.30. kemudian acara
sesi pertama ditutup dengan makan siang dan sholat di Laboratorium Agama Masjid
UIN Sunan Kalijaga.
Selepas sholat Dhuhur,
rombongan dibawa panitia ke PPTD (Pusat Pengembangan Studi Dakwah) di sana
panitia memamerkan ruang praktik konseling individu dan kelompok, yang biasa
mereka gunakan untuk Micro Konseling. Serta mengenalkan media konseling dari
SUKA TV dan Radio Rashida FM dalam andil aplikasi media konseling bagi khalayak
umum melalui media siaran televise dan radio. Serta bagaimana produksi media
dilakukan secara professional oleh mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi.
Selesai dari PPTD, rombongan kemudian dibawa ke Laboratorium BKI di Fakultas
Dakwah dan Komunikasi. Mereka disana disambut oleh Volunteer Lab BKI yang
dengan riang menjelaskan berbagai aktivitas Laboratorium serta produk yang
dihasilkan dan sekaligus kiprah Lab dalam pengembangan kompetensi mahasiswa.
Kunjungan ke tempat-tempat strategis ini berlangsung hingga jam 13.30.
Kemudian acara
selanjutnya rombongan bergerak ke Ruang Theatrikal Fakultas Dakwah dan
Komunikasi. Di sana mereka bertemu dengan hamper separuh mahasiswa BKI yang
sudah siap untuk mengikuti acara Internasional Forum Discussion. Sehingga
kondis runagn benar-benar ramai antusiasme para mahasiswa yang melebur menjadi
satu. Diskusi internasional terkait konseling bencana alam ini dipandu oleh
moderator dari mahasiswa USIM yakni Cik Bella yang cantik, dia memandu dengan
bahwa Inggris dan Melayu khas komunikasi Malaysia. Adapun narasumber dalam
panel diskusi Counseling on Natural Disaster ini adalah Pembimbing dari USIM Mohd
Zaliridzal Bin Zakaria dan dr. Tejo Katon. S.Si., Stats, S.Ked, MBA., dari
Kanwil Kemenag Daerah Istimewa Yogyakarta. Beliau adalah dokter yang pernah
terjun langsung membantu korban erupsi merapi dan gempa Bantul tahun 2006.
Sesi pertama
materi disampaikan oleh Mohd Zaliridzal Bin Zakaria, bahwa dalam penanganan
korban bencana alam, yang perlu dipersiapkan adalah mental. Karena apapun
metode dan ilmu yang kita miliki tidak akan berguna kalau ketika di lokasi
mental kita malah hancur, gara-gara stress mendengan keluhan dan penderitaaan
mereka. Akibatnya kita malah yang butuh konseling. Jadi kita sebagai konselor
bencana alam harus mampu menjadi apapun ketika terjun dalam penangan bencana.
Mungkin kita bisa membantu mengangkat berbagai akomodasi atau hal-hal di luar
konseling.
Sehingga kesiapan fisik dan mental adalah harga mati. Hal yang perlu
juga diperhatikan adalah para korban dari segi usia, tentaunya memerlukan
penanganan yang berbeda, untuk anak-anak, remaja, dan lansia perlu pendekatan
dan strategi yang tepat sesuai karakter sasaran. Begitulah ringkasan pema[aran
beliau. Dialnjutkan oleh narasumber kedua, pak Tejo Katon menyampaikan materi
terkait penanganan korban bencana alam, yang perlu diperhatikan pertama adalah
harus tenang. Tenang bagi konselor dan menenangkan untuk konseli korban
bencana. Karena kalau tidak tenang maka akan stress. Maka dari itu penangan
pertama adalah berusaha agar membuat konseli tenang, syukur bisa menidurkannya.
Karena dengan kondisi tenang inilah akan merefres kondisi otak dan bathin yang
terluka. Baru setelah beberapa upaya menenangkan berhasil. Maka masuk pada sesi
pemulihan dengan menguatkan kapasitas dan keyakinan konseli dalam menghadapi
bencana. Penjelasan beliau banyak diambil dari pendekatan medis, psikologis,
karena beliau sebagai dokter yang tentunya berdasarkan prinsip-prinsip
kedokteran. Akan tetapi materinya dapat saling mengisi dalam rangkaian
pemaparan konseling paska bencana alam. Kemudian dilanjtkan dengan tanya jawab.
Akhirnya pada
16.00 acara ini kemudian berakhir ditandai dengan pemberian cendera mata bagi
kedua belah pihak dilanjutkan dengan foto bersama di ruangan dan di taman Fakultas
Dakwah dan Komunikasi. Dan kitapun harus berpisah dalam senyum penuh suka cita.
Thank you kepada
segenap panitia dari gabungan mahasiswa Prodi BKI, khususnya HMPS BKI yang
dikomandoi oleh Hairun Nsa BR Sagala, Volunteer Lab BKI, Mitra Ummah, dan
elemen mahasiswa lainnya yang terlibat dalam kepanitiaan. Semoga kegiatan ini
menjadi titik tolak bagi pengembangan ilmu Counsling on Natural Disaster ke
depan. Sehingga Prodi BKI menjadi Prodi yang tanggap terhadap berbagai natural
disaster di Indonesia. Dan darapannya akan banyak lagi kerjasama yang
diwujudkan.