Pada hari Jum’at 02 September 2016 kemaren, Prodi BKI (Bimbingan dan Konseling Islam bersama Prodi yang lain di Fakultas Dakwah dan Komunikasi menyelenggarakan pertemuan besar dengan para wali mahasiswa baru Tahun Akademik 2016/2017. Bertempat di gedung Theatrical Fakultas Dakwah dan Komunikasi, pertemuan tersebut sukses dilaksanakan. Diawali oleh sambutan Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi Dr. Nurjannah, M.Si. dilanjutkan dengan sambutan para Wakl Dekan I,II, dan III.
Acara
kemudian dilanjutkan dengan penjelasan dari para Kaprodi di lingkungan Fakultas
Dakwah dan Komunikasi, disertai dengan Tanya jawab oleh para perwakilan wali
mahasiswa yang ingin tahu lebih lanjut terkait berbagai hal kehidupan di
lingkungan kampus.
Pada
kesempatan kali ini, Kaprodi BKI A. Said Hasan Basri, S.Psi., M.si. yang
kebagian paling akhir menyampaikan bahwa: moment pertemuan dengan para wali
mahasiswa baru ini adalah titik tolak awal sebagai upaya agar membantu
kelancaran studi mahasiswa, bahkan strategi agar mahasiswa bisa lulus tercepat
dan terbaik, minimal lulus tepat waktu selama delapan semester atau empat
tahun. Kaprodi menjelaskan bahwa, upaya tersebut berupa kerjasama informal
dengan wali mahasiswa untuk berperan serta aktif memonitoring sekaligus
mengontrol kehidupan akademik putra-putrinya. Melalui hal inilah Prodi BKI pada
Tahun Akdemik 2016/2017 menempati peringkat pertama yang meluluskan
mahasiswanya. Sepanjang TA. 2016/2017 telah meluluskan 163 mahasiswa dalam
empat periode Wisuda di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Untuk upaya awal, ya
melalui pertemuan wali mahasiswa inilah. Hal itu, melalui beberapa cara:
Pertama,
melalui SIA (Sistem Informasi Akademik), bahwa di UIN Sunan Kalijaga, ada
pangkalan data yang sifatnya online bisa diakses kapan dan dimana saja. Dengan
memasukkan pin dan password. Biasanya setiap mahasiswa PIN-nya berupa NIM
(Nomor Induk Mahasiswa). Para orangtua, hendaknya bisa mengakses SIA melalui
NIM putra-putrinya. Minimal bisa mengecek nilai KHS (Komulatif Hasil Studi)
persemester. Jika terjadi penurunan, atau sama dengan perolehan KHS semester
sebelumnya. Bisa ditanyakan kenapa demikian. Bahkan bisa dikonsultasikan dengan
Dosen Pembimbing Akademik maupun Prodi BKI. Sehingga prestasi Akademik
mahasiswa dapat terjaga bahkan ditingkatkan. Karena jika nilai KHS-nya kurang
dari dua selama dua semester, maka akan mendapatkan peringatan DO (Droup Out).
Maka dari itu, kerjasama monitoring ini dapat digalakkan.
Kedua,
para wali mahasiswa juga bisa melihat data SIA (Sistem Informasi Akademik)
terkait DPA (Data Pribadi Mahasiswa) untuk melengkapi secara detail dan
sebenarnya. Agar jika terjadi sesuatu dengan mahasiswa yang bersangkutan dapat
dilacak dan segera diupayakan penyelesaiannya. Jika ada perubahan data seperti nomor
HP (Hand Phone), atau ada penambahan prestasi hasil kegiatan berupa sertifikat
atau lainnya, bisa di-update dan segera diperbaharui.
Ketiga,
memastikan bahwa putra-putrinya mengikuti kegiatan-kegiatan ekstra, baik
kegiatan incidental, atau organisasi kemahasiswaan, maupun organisasi di
luar kampus. Karena keatifannya dalam berorganisasi akan mendukung kompetensi
dan menaikkan prestige mahasiswa yang bersangkutan. Minimal eksistensinya
ketika menjadi mahasiswa jelas adanya, sebagai kaum akademis. Karena
aktivitasnya selama menjadi mahasiswa ke depan akan terlihat pada SKPI (Surat
Keterangan Pendamping Ijazah). Yang akan menunjukkan status kualitas diri dari
mahasiswa yang bersangkutan. Jadi, para wali mahasiswa seharusnya terus
mensupport putra-putrinya untuk aktif mengikuti kegiatan. Jangan biarkan mereka
berdiam diri di rumah, walaupun tidak ada jam kuliah. Suruh mereka ke kampus,
karena aktivitas di kampus bisa sampai malam hari. Banyak sekali
kelompok-kelompok diskusi dan kegiatan-kegiatan yang dibangun oleh mereka.
Bahkan perpustakaan buka sampai jam 20.00. sehingga kampus UIN Sunan Kalijaga
betul-betul menjadi media bagi pengembangan diri mahasiswa.
Begitulah
uraian singkat yang disampaikan Kaprodi BKI kepada 110 wali mahasiswa BKI.
Selanjutnya beberapa orang mengajukan pertanyaan, terkait control dan entrepreneurship.
Banyak yang kawatir karena orangtua berada jauh di luar kota, bahkan di luar
pulau, sehingga tidak bisa mengontrol
putra-putrinya. Sedangkan yang terkait dengan entrepreneurship,
apakah di BKI diberikan pengetahuan tentang bagaimana menciptakan lapangan
pekerjaaan, bukan hanya berorientasi mencari kerja. Maka kedua pertanyaan
tersebut dijawab, bahwa, diharapkan putra-putri para wali mahasiswa, menitipkan
anak-anaknya di pesantren di sekitar UIN Sunan Kalijaga, karena
pesantren-pesantren tersebut sudah memahami dan sebangun dengan tujuan UIN
Sunan Kalijaga dalam mendidik para mahasiswa (Santri dalam mencari Ilmu
Pengetahuan). Sedangkan terkait pertanyaan yang kedua. Bahwa di BKI sama dengan
Prodi yang lain, juga diajarkan entrepreneurship sebagai modal
alternative agar mahasiswa tidak hanya mengandalkan keahlian di bidang
Bimbingan dan Konseling Islam untuk bekerja. Tetapi dapat menciptakan lapangan
pekerjaan bagi orang banyak.
Menjelang
jam 16.30 akhirnya kegiatan ini, segera ditutup, setelah sebelumnya diakhiri
dengan pembahasan terkait peluang beasiswa dan bagaimana prosedur serta jenis
beasiswa apa saja yang bisa diraih oleh mahasiswa BKI. Hal ini disampaikan oleh
Ibu Wakil Dekan Bidang Dua, Alimatul Qibtiyah, Phd.
By. A. SAid Hasan Basri. S.Psi., M.Si.
By. A. SAid Hasan Basri. S.Psi., M.Si.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar