
Pada tanggal 18 Januari 2018 lalu,
Prodi BKI UIN Sunan Kalijaga kembali mengadakan forum diskusi internasional
dengan Malaysia. Tepatnya dengan UPM (Universiti Putra Malaysia), salah satu
kampus tertua di Malaysia. Saat ini menduduki peringkat 36 di Asia. Kita ke
sana diantar oleh Encik Zaliridzal Dosen Konseling Islam dari USIM. Beliau
adalah mantan Bagian atau divisi Konseling UPM atua pernah memimpin divisi ini
sebelum pindah ke USIM. Kita di sana disambut langsung oleh ketua “Bahagian
Kaunseling”/Counseling Devition. En. Mohd Redzuan Zamberi. Dan dua orang
stafnya.
Bagian konseling UPM ini memiliki 14
konselor yang semuanya bersertifikat dengan latar belakang psikologi. Mereka
menempati ruangan bilik konselingnya masing-masing. Jadi di gedung ini ada
bilik konselor yang sekaligus berfungsi sebagai bilik konseling individu. Di
samping itu, di sini juga ada ruangan konseling kelompok dan ruang seminar.
Bagian konseling UPM berfungsi
sebagai biro konseling kampus yang memberikan layanan konseling kepada seluruh
civitas akademika UPM, mulai dari dosen, karyawan dan pastinya mahasiswa. Para
konselor tidak menjadi dosen, kedudukan mereka sama dengan staf atau pegawai.
Dan setiap konselor dari 14 orang tersebut, rata-rata melayani konseli atau
klien 7 – 10 konseli setiap harinya. Memang UPM memiliki personil konselor
terbanyak disbanding kampus-kampus lain di Malaysia, tetapi di Malaysia
sedikitnya paling tidak memiliki tiga konselor. Bagaimana dengan di Indonesia,
buuuanyak kampur yang tidak memiliki divisi konseling. Ironis sekali, walaupun
kampus tersebut memiliki jurusan konseling.
Begitulah kondisi di UPM khususnya
bagian konselingnya. Di sini juga ada Jurusan Bimbingan dan Konseling. Dan
mereka serta beberapa student dari luar UPM juga melakukan praktik di Bahagian
Kaunseling ini.
Pada confrensi internasional ke 7
ini, BKI Kalijaga yang diwakili oleh Kaprodinya A. Said Hasan BAsri dan HMPS
Khairun Nisa BR Sagama, bertujuan untuk mengenalkan Prodi BKI sekaligus
menjajaki kerjasama dalam PPL Mahasiswa BKI. Harapannya, mahasiswa BKI Kalijaga
bisa melakukan Praktik Pengalaman Lapangannya di sini.
Sekitar dua jam kita berbincang dan
diskusi terkait konseling satu sama lain. Dimana kalau di UPM dan hamper semua
kampus di Malaysia, untuk mahasiswa calon konselor harus melakukan praktik
minimal 20 jam sesi konseling, arinya semakin tinggi jam terbang mereka, maka
semakin kompeten mereka dalam konseling.
Kondisi inilah yang menyebabkan
koseling di mata warga masyarakat sangat familiar, sehingga mereka jika
memiliki masalah selalu datang ke konselor. Hal inilah yang menyebabkan
mahasiswa konseling tidak kesulitan mendapatkan konseli praktik. Karena banyak
wargayang bersedia sebagai konseli.
Satu hal yang pasti bahwa KONSELING
di Malaysia sudah membudaya. Warga Malaysia sudah akrab dan biasa datang ke
KONSELOR. Berbeda dengan di Indonesia, ketika memeiliki masalah mereka lebih
suka dipendam atau dating ke ustadh. Bukan ke konselor, sehingga konselor di
sini belum menjadi profesi yang seksi.
Alhamdulillah hasil dari IC ke 7
ini, kita Bki Kalijaga ditawari untuk mengadakan PPL di
sini. Mahasiswa bisa berhadapan langsung dengan konseli. Mereka juga bisa
tinggal di asrama dan mengikuti alur jam di UPM.
Late post
By. A. Said Hasan Basri


Tidak ada komentar:
Posting Komentar